Let’s be better

Jam Berapa Kau Tidur dan Bangun?

Memaknai hidup tak sekedar melihat seberapa besar kesuksesan materiil atau ukuran kesuksesan secara umum yang kita dapat. Bahkan kesuksesan pun memiliki definisi yang sangat relatif tiap orang. Kesuksesan sendiri mengandung rasa bangga di dalam dada. Bagiku kesuksesan salah satunya adalah seperti membagikan kesuksesan itu sendiri.
Baru-baru ini aku mengikuti kompetisi paper di Fakultas Ekonomi sebuah universitas negeri ternama berjas almamater kuning di bilangan Depok. Sayang kemenangan belum datang menaungiku, namun bagiku kemenangan lainnya tetap datang kepadaku. Tersimpan banyak kemenangan selama proses kompetisi tersebut, mulai dari penyusunan karya tulis ilmiah hingga kompetisi berakhir.
Beranggotakan tiga orang dalam satu timnya, aku dan kedua temanku bersepakat mengikuti kompetisi paper dengan bertemakan koperasi. Kompetisi tersebut membuat kita bertiga bertemu dalam satu tempat dengan intensitas bisa dibilang sering. Banyak hal yang bisa aku ambil hikmahnya dari pertemuan tersebut.
Awalnya banyak hal dari kita yang tidak sejalan, seperti kerja hingga melampaui tengah malam dan menyebabkan susah bangun di pagi harinya. Aku selalu bersikeras untuk tidur tidak terlampau malam sehingga keesokan paginya tidak terlambat bangun untuk sholat Subuh. Walaupun terkadang aku juga kerja melampaui tengah malam untuk menemani mereka. Aku lebih suka kerja di pagi hari ketimbang di malam buta yang mempunyai risiko terlambat bangun.
Menurutku opportunity costnya sangatlah besar untuk meninggalkan sholat Subuh dan menggantikannya kerja hingga melampaui tengah malam. Bahkan dalam suatu riwayat, Rasulullah SAW bersabda bahwa sholat sunah dua rakaat sebelum Subuh keutamaanya adalah melebihi dari alam ini dan seisinya. Lalu bagaimana dengan keutamaan yang wajib, yang notabene lebih utama dari sholat sunah tersebut.
Temanku tersebut seperti yang telah aku perkirakan, sulit bangun karena mengerjakan paper maupun bahan presentasi terlampau malam. Mungkin apabila tidak aku bangunkan dia akan terlambat untuk sholat Subuh. Sungguh sangat disayangkan menurutku perilaku tersebut. Sebagai seorang muslim kita harus benar-benar menjaga apa yang telah diperintahkan oleh Allah, termasuk tidak meninggalkan sholat lima waktu.
Mungkin ada orang yang apabila terlambat sholat Subuh akan membela dirinya dengan perkataan “ah, kan aku ketiduran jadi pokoknya bangun langsung sholat.” Iya hal tersebut bisa ditolerir oleh Allah, namun benar-benar dalam keadaaan ketidaksengajaan. Namun apabila hal tersebut dilakukan sering kali, apakah itu bisa dibilang tidak sengaja? Kapan waktu sholat Subuh berakhir dan kapan kita bangun harus benar-benar diperhatikan. Coba carilah di internet menggunakan  mesin pencari jadwal sholat, maka kau akan tahu kapan batas sholat Subuh berakhir. Bahkan apabila dalam keadaaan matahari terbit kita tidak diperbolehkan untuk sholat, apabila sholat maka sama saja dengan menyembah setan.
Apabila tidak ada niat dalam diri kita untuk bangun pagi maka apakah hal tersebut bisa dibilang tidak sengaja apabila kesiangan sholat Subuh? Apabila diri kita tahu bahwa dengan tidur melewati tengah malam menjadikan kita sulit bangun di pagi hari lantas bagaimana kita harus bertindak. Beberapa orang tetap tidur hingga larut malam dan bangun telat di pagi harinya. Kalian tahu orang seperti apa mereka ini, iya kalian tahu orang seperti apa mereka ini. Sungguh dunia ini diperuntukkan untuk orang-orang yang berpikir.
Sebenarnya tidak ada masalah apabila kita tidur hingga larut malam dan paginya bisa bangun tepat waktu. Sebagian orang ada yang bisa melakukan hal tersebut, memang semuanya relatif dari individu masing-masing.
Kompetisi berlanjut, aku selalu menanyai jam berapa temanku tersebut tidur di malam hari dan aku sulit membangunkannya di pagi hari. Hari berganti hari kompetisi telah usai, temanku mulai sadar, dia berkata ingin merubah kesehariannya tersebut. Dia tidak ingin tidur terlampau malam, ia benar-benar ingin memperhatikan tidurnya.
Aku mempunyai pemikiran bahwa hariku akan ditentukan oleh Subuh maupun sholat malamku, dan mingguku akan ditentukan oleh Jum’atku, dan tahunku akan ditentukan oleh Ramadhanku. Secara terperinci aku tidak bisa menjelaskan hal tersebut secara gamblang, namun aku hanya mempercayainya saja.
Rasulullah SAW dalam suatu riwayat menjelaskan yang intinya bahwa apabila kau bangun ketika orang lain belum bangun dan mengambil air wudhu lalu menunaikan sholat malam maka kau akan ceria pada hari itu. Bahkan ketika Rasulullah menemui partner bisnis dan melihat rasa ragu terhadap orang tersebut, Rasulullah menanyai hai fulan kau sholat Subuh dimana. Mengenai hari Jum’at aku kurang begitu tahu apa yang mendasarinya, namun pada hari itu merupakan hari yang sangat special. Banyak sekali keutamaannya pada hari yang diagungkan oleh umat muslim tersebut seperti akan dilipatgandakan balasan amalannya. Lalu mengenai Ramadhan aku rasa telah banyak penceramah yang membahas hal tersebut.
Sebenarnya masih banyak cerita yang ingin kusampaikan, namun keterbatasanku membuat garis antara yang aku inginkan dan realita. Semoga saja temanku tersebut, aku, dan kita semua termasuk orang-orang yang berpikir. Semoga Yang Maha Tak Terbatas selalu meningkatkan garis batas kita dalam kebaikan, Amin.

Semarang, 25 Februari 2014
Villa Tembalang di pagi yang selalu indah, 6:25
dan sisa liburan yang menyenangkan

Doc. Pribadi

0 komentar:

Posting Komentar