Let’s be better

Budaya Islam Sejati, Dimanakah kini?



Budaya Islam Sejati, Dimanakah kini?
Oleh Alan Ray Farandy

Dewasa ini budaya Islam mulai luntur, konsep yang dibawa Rasulullah SAW tidaklah sepenuhnya digunakan dalam perihal kehidupan sehari-hari. Pola kehidupan kekinian menjadi condong orang untuk bertingkah dalam kesehariannya dan mulai mengkikis budaya Islam. Menurut pandangan antropologis tentang budaya, budaya lebih diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari. Suatu budaya mengacu pada pola-pola yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu. Budaya Islam yang dimiliki umat Muslim dalam beberapa kasus semakin tergeser tergantikan bentuk budaya baru yang dikembangkan oleh pemikiran manusia biasa. Budaya baru tersebut dihasilkan dalam sistem sosial keduniawian.
Hal-hal negatif semacam pola perilaku konsumtif, kurangnya hormat terhadap orang tua, norma-norma yang bergeser mendesak memenuhi pemandangan keseharian. Istilah westernisasi yang sering kita dengar bisa menjadi salah satu penyebab pengikisan budaya Islam. Budaya agama, menurut Hilman Hadikusuma adalah hasil karya yang timbul dari akal pikiran dan perilaku manusia dalam bentu-bentuk nyata, dengan maksud agar emosi keagamaan tetap bergelora.
Hadits-hadits Rasulullah menjadi salah satu sumber untuk dijadikannya budaya, seperti mengucapkan salam bila bertemu, menghormati yang lebih tua, memuliakan tamu, dan masih banyak lainnya. Hal tersebut juga mempunyai manfaat agar emosi keagamaan tetap bergelora, karena Rasulullah merupakan tauladan kita di dunia. Namun westernisasi hadir dengan iming-iming hidup enak dengan pola pikir materialismenya menggeser budaya Islam.
Contoh kecilnya adalah film-film dari luar yang menampilkan kehidupan glamor, jauh dari nilai-nilai Islam yang mencoba mengintimidasi membuat kita mengikuti gaya hidup tersebut jika tidak pintar-pintar memfilternya.
Lunturnya iman merupakan celah besar untuk menjauhkan kita dari nilai-nilai Islam yang terkandung dalam budaya Islam. Dengan kuatnya iman maka semakin kuat tembok penghalang bagi hal-hal negatif yang mencoba menyerang. Contohnya orang-orang yang imannya kuat ketika menonton film luar maka jika ada sesuatu yang jauh di luar nilai-nilai Islam, maka akan mengkritisi dan menjauhinya, padahal itu adalah kenikmatan bagi hawa nafsunya.
Globalisasi yang ada memang tidak bisa serta merta kita tolak sepenuhnya, namun perlu diingat kita jangan menerimanya secara mentah-mentah. Dalam rangka memproteksi diri, kita harus membuka pikiran bahwa kita tidak bisa terhindarkan dengan yang namanya globalisasi. Membendung diri agar jangan sampai sesuatu yang negatif masuk, bahkan sehingga menggeser budaya Islam. Ambillah sesuatu yang positif dari globalisasi dalam rangka membesarkan budaya Islam. Contohnya dengan adanya media sosial seperti facebook, twitter, dan lainnya bisa jadi sarana dakwah kepada saudara-saudara kita.
Menancapkan iman yang kuat pada diri kita adalah hal utama yang menguatkan kita.  Kita harus mengimplementasikan ajaran Islam dalam segala aspek. Bahkan Islam pun telah mengajarkan kita mulai dari hal kecil seperti adab-adab masuk kamar mandi dan hal besar seperti mengatur sebuah negara. Maka ingatlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya apapun yang terjadi di kehidupan fana ini. Sungguh Mahasuci Allah dengan kebesaran-Nya, semoga kita termasuk dalam orang-orang yang beruntung seperti yang dikatakan Allah dalam Al-Qur’an surah Al-Asr.

0 komentar:

Posting Komentar