Let’s be better

Sedekah, Multiplier 7 - 700



Sedekah merupakan perilaku mahmudah yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Sedekah menjadikan individu lebih bermanfaat bagi sesama. Bahkan bagi dirinya sendiri menjadikan dirinya bahagia dengan interaksi sosialnya tersebut.
            Allah akan membalas 7 sampai 700 kali apa yang telah hamba-Nya sedekahkan. Itu tentunya sesuai dengan apa yang ada dalam hati orang yang bersedekah tersebut dari keimanan dan keikhlasan yang tulus, dan juga sesuai dengan kebaikan dan manfaat yang dihasilkan dari sedekahnya tersebut, karena beberapa jalan kebajikan dengan bersedekah padanya akan mengakibatkan manfaat-manfaat yang terus menerus dan kemaslahatan yang bermacam-macam, maka balasan itu tentunya sesuai dengan jenis perbuatannya. Namun tidak banyak orang paham benar mengenai janji Allah ini. Ketika akal pikiran rasional mengkritisi apa itu sedekah, tidak sedikit orang yang akan berpikiran sedekah akan mengurangi hartanya.
Padahal agar rezeki yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah saw  menganjurkan kepada umatnya untuk memperbanyak sedekah. Sabda Rasulullah saw, ” Belilah semua kesulitanmu dengan sedekah.”
Allah dalam firman-Nya pun sangat menganjurkan sedekah sebagai salah satu bentuk kepedulian kemanusiaan, Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 280, ”Dan jika orang yang berutang itu dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia memiliki kelapangan dan kemampuan. Dan bersedekahlah sebagian atau seluruh piutangnya itu lebih baik bagimu jika kamu betul-betul tahu.”
Sedekah tidak hanya berbentuk uang, namun juga bisa berupa barang maupun tenaga. Dalam perekonomian barang dan tenaga tidak lepas diperkirakan sebagai kinerja perekonomian nasional. Opportunity cost ketika kita membantu orang adalah waktu yang tidak dipakai untuk kegiatan ekonomi lainnya.
            Sedekah tidaklah harus semua harta yang dimiliki, semampu kita untuk mendermakannya. Ahli-ahli tafsir menjelaskan bahwa min dalam ayat Khuz min amwalihim shaqadah itu berarti ”sebagian”, oleh karena shaqadah yang diwajibkan itu bukanlah seluruh kekayaan tertapi sebagian saja.
Dalam teori keynes pada keseimbangan pendapatan nasional pendekatan pengeluaran adalah :
Y = C + I + G + Nx
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
Nx = Net Ekspor (Ekspor dikurangi Impor)
Jadi ada lima variabel yang mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional pendekatan pengeluaran, yaitu konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, dan impor. Pendapatan bersih individu yang telah dikurangi oleh pajak diasumsikan digunakan untuk dikonsumsi dan sisanya untuk ditabung. Jadi persamaannya adalah :
            Yd = C + S
            Yd = Pendapatan disposable (Pendapatan bersih setelah dikurangi pajak)
            S = Saving (Tabungan)
Pendapatan yang diterima individu akan digunakan untuk keperluan hidup, dan sisanya ditabung di bank yang akan dipinjamkan oleh bank untuk investasi debitur. Proporsi individu dalam mengkonsumsi atau menabung adalah Marginal propensity to consume(MPC) atau Marginal propensity to save (MPS). Hal itu tergantung oleh bagaimana gaya hidup individu masing-masing.
            Angka pengganda atau efek nyata yang didapat dari investasi tergantung oleh besarnya MPC atau MPS.
Y = C + I + G + Nx
Y = Co + c(Y-T) + I + G + Nx
Y = Co + cY- cT + I + G + Nx
Y – cY =  Co - cT + I + G + Nx
(1-c) Y = Co - cT + I + G + Nx
Y = Co - cT + I + G + Nx
                        1-c
∆Y =    1     . ∆ I
         1 – c
Co = Consumptsion Autonom
c = MPC
T = Pajak
Seandainya kita punya proporsi konsumsi sebesar 0,8 dari pendapatan kita maka angka pengganda yang didapat pada keseimbangan pendapatan nasional adalah sebesar  1/(1-0,8) = 5. Jadi jika secara makro investasi bertambah sebesar 100 juta maka kita akan mendapatkan tambahan pendapatan sebesar lima kali dari 100 juta, yaitu 500 juta.
Namun individu dalam menerima pendapatan haruslah menyisihkan sebagian pendapatannya untuk dizakatkan maupun disedekahkan. Angka penggandanya pun bisa sampai 700, jauh dari angka pengganda investasi yang penulis contohkan tadi, Maha Besar Allah dengan segala kekuatan-Nya.
Penulis mempunyai suatu persamaan keseimbangan pendapatan nasional baru, yaitu :
Y = C + I + G + Nx + A
Dari persamaan yang baru itu muncul variabel baru, yaitu A. A berasal dari kata Alms yang berarti sedekah pada bahasa Inggris. Penulis ingin memasukan variabel sedekah sebagai salah satu pengeluaran masyarakat. Sedekah tergantung oleh bagaimana kemampuan dan ketaatan individu.
            Seperti yang telah dijanjikan oleh Allah, sedekah kita akan dibalas dengan 7 – 700 kali lipat. Derivasi angka pengganda sedekah dapat dilihat dari persamaan berikut :
Y = C + I + G + Nx + A
Y = Co + c(Y-T) + I + G + Nx + A
Y = Co + cY- cT + I + G + Nx + A
Y – cY =  Co - cT + I + G + Nx + A
(1-c) Y = Co - cT + I + G + Nx + A
Y = Co - cT + I + G + Nx + A
                        1-c
∆Y =    1     . ∆ A
         1 – ¤
             ∆Y = | 7 – 700 | ∆ A
¤ = Hanya Allah yang tahu
Jadi angka pengganda yang didapatkan adalah mutlak 7 – 700 tergantung oleh hati orang yang bersedekah tersebut, keimanan dan keikhlasan yang tulus, dan juga sesuai dengan kebaikan dan manfaat yang dihasilkan dari sedekahnya.
            Jadi proporsi pendapatan yang diterima individu tidak hanya digunakan untuk konsumsi dan menabung, tapi juga digunakan untuk sedekah. Persamaannya adalah 
Y = C + S + A.
            Ketika kita yakin akan janji Allah maka Insyaallah kita akan mendapatkan nikmat yang melimpah dari-Nya. Seandainya kita tidak dibalas oleh uang secara langsung, kita akan diberi rezeki berupa kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan lain-lain. Analoginya adalah ketika kita terhindar dari musibah maka kita tidak harus mengeluarkan sejumlah uang yang diakibatkan oleh musibah tersebut, Maha Suci Allah dengan segala kebesaran-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar