Dalam Naungan-Mu
Magelang 19 Januari 2013
Andrea Hirata pernah menganalogikan eksperimen kecepatan kereta
api dengan sebuah pengalaman, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan
absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerbong-ini pendapat
Einstein-maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana,
dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang,
hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain.
Pagi ini
aku menemui sebuah pengalaman lagi, Desa Ngablak Magelang dengan cuaca super
dinginnya. Hal yang kusukai adalah aku bisa mengeluarkan asap tanpa merokok,
it’s so cool man. Hawa dingin selalu mengarahkan pikiranku di daratan beriklim
sedang sana, aku punya mimpi mandi tanpa heater di daratan sana.
Kutemui
seorang laki-laki baya berjenggot agak lebat, pembawaanya ramah seperti
orang-orang di desanya. Ia menyambutku dengan hangat di tengah kabut yang tebal
dan dingin. Teh hangat dan makanan dari bahan ketela mencairkan obrolan kami
pagi itu. Obrol demi obrol aku tahu dia seorang yang mengemban amanah Allah
untuk berjuang di jalan-Nya, “Metuo maring dalane Gusti Allah.” Hidupnya
diserahkan kepada Allah, dan hanya Allah.
“Yen kali
wus ilang kedunge, yen pasar wes ilang kemundange, yen wong wadon wus ilang
wirange,” entah apa maksud dari kalimat tersebut. Berulang-ulang kali lelaki
baya itu mengucapkannya. Aku baru tahu beberapa saat bahwa itu kurang lebih
merupakan peringatan dari sunan kalijaga mengenai datangnya sesuatu kemungkaran
yang sangat, atau bahkan bisa dibilang dajjal. Entah aku tidak begitu tahu apa
pastinya.
Beliau
menyampaikan bagaimana Ia berjalan pada jalan dakwahnya, seperti 40 hari keluar
rumah untuk menyampaikan indahnya Islam. Aku menanggapi itu suatu yang baik.
Bagi aku kini yang belum banyak memahami Islam lebih berpikir bahwa 40 hari
yang aku tuju lebih bagaimana aku menekan hawa nafsu. 40 hari dalam
Istiqamah-Nya.
Konsistensi
merupakan suatu kunci dalam menemukan irama hidup. 40 hari akan berdampak
kepada habitual atau kebiasaan yang tertanam sebagai kesehariaan. Berdoalah
sebelum tidur selama 40 hari tanpa putus. Lidah akan tergerak dengan automatis
sebelum tidur untuk selalu mengingat siapa pencipta-Nya. Kerjakanlah Dhuha
selama 40 hari tanpa putus. Raga ini Insyaallah akan tergerak untuk selalu
mendirikan sholat Dhuha dengan ringan.
Istiqamah
atau konsistensi merupakan kunci dari suatu kebiasaan. Kebiasaan akan
mempengaruhi bagaimana kamu nantinya. Biarkan hati ini selalu terpaut kepada
Sang Pemilik Arsy, Kerajaan yang tiada tara. Labuhkan cinta abadi dalam
naungan-Nya, agar ketika di hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya kau
akan terselamatkan oleh cinta itu.
Yaa Rabb Yaa Karim biarkanlah hati
ini selalu terpaut pada-Mu, hati yang selalu merindu di dekat-Mu.
0 komentar:
Posting Komentar